Selasa, 08 November 2011

Bisa Facebook-an Lebih Penting Dari Besaran Gaji



Berjejaring sosial kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Terutama bagi anak muda yang melek teknologi dan gemar berjejaring sosial, menggunakan Facebook dan Twitter, misalnya, tentu menjadi santapan wajib setiap saat.


Nah, aktivitas di ranah media sosial ini juga menjadi salah satu pertimbangan para profesional muda dan mahasiswa dalam bekerja dan mencari atau membuka lapangan pekerjaan.



Survei Cisco Connected World Technology Report tahun 2011 menunjukkan minat para profesional muda dan mahasiswa terhadap penggunaan sosial media, perangkatmobile, dan Internet, yang lebih bebas di tempat kerja, dapat mempengaruhi pilihan pekerjaan, bahkan lebih penting ketimbang besaran gaji yang diterima.



"Ini membuktikan bahwa angkatan kerja generasi berikutnya dan tuntutannya terhadap teknologi akan mempengaruhi pemilihan kerja, perekrutan, dan keseimbangan kehidupan kerja dan personal," kata Sujai Hajela, Vice President and General Manager Wireless Networking Business Unit Cisco, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 8 November 2011.



Menurut dia, pilihan angkatan kerja terhadap keleluasaan mengakses Internet bukan lagi menjadi tren teknologi, melainkan sudah menjadi tren bisnis.



"Tinggal bagaimana perusahaan menjawab tuntutan ini guna meningkatkan daya saing dan strategi sumber daya manusia," ujarnya.



Dalam penelitian tersebut, Cisco mensurvei lebih dari 2.800 mahasiswa dan profesional muda di 14 negara.



Berikut ini beberapa temuan yang dihasilkan studi Cisco Connected World Technology Report.



- Satu dari tiga mahasiswa dan profesional muda berusia di bawah 30 tahun (33 persen) memprioritaskan kebebasan menggunakan sosial media, fleksibilitas pemakaian perangkat, dan dapat bekerja secara mobile di atas gaji yang diterima. Temuan ini memperlihatkan ekspektasi dan prioritas dari angkatan kerja generasi berikutnya tidak hanya mengenai uang.



- Sebanyak 40 persen mahasiswa dan 45 persen profesional muda mengatakan mereka bersedia menerima pekerjaan dengan gaji lebih rendah, tapi mendapatkan fleksibilitas sehubungan dengan penggunaan perangkat dalam bekerja, akses ke sosial media, dan dapat bekerja secara mobile, dibandingkan dengan pekerjaan yang menawarkan gaji lebih tinggi tetapi memberikan lebih sedikit fleksibilitas.



- Lebih dari setengah mahasiswa yang disurvei mengatakan jika mereka bertemu dengan perusahaan yang melarang penggunaan sosial media, mereka tidak akan mengambil pekerjaan terebut.



- Dua dari tiga mahasiswa mengatakan mereka berencana untuk menanyakan kebijakan perusahaan mengenai penggunaan sosial media saat mereka diwawancara.



- Tiga dari empat karyawan memiliki lebih dari satu perangkat, seperti laptop dan smartphone atau beberapa telepon dan komputer.



- Sekarang ini sebesar 57 persen karyawan dapat terkoneksi ke jaringan perusahaan dari luar kantor.



- Lebih dari setengah mahasiswa dan karyawan ingin mengakses informasi perusahaan melalui jaringan perusahaan menggunakan komputer di rumah dan perangkat mobile.

Asteroid Raksasa Dekati Bumi



Asteroid selebar 400 meter akan melewati Bumi pada Selasa ini, 8 November 2011. Penampakannya akan terlihat dengan mata telanjang. Jaraknya hanya 200 ribu dari permukaan Bumi.


Benda langit pecahan dari planet-planet ini, menurut ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), tidak membahayakan manusia. Asteroid yang diberi nama Asteroid 2005 YU55 ini dapat dilihat dengan teleskop berlensa 6 inci.



"YU55 akan terlihat cukup redup ketika lewat di atas atmosfer," ujar Direktur Program Divisi Ilmu Astronomi National Science Foundation kepada Space.com. Maka untuk melihatnya perlu teleskop yang layak.



Bagi warga Amerika Serikat, tempat terbaik untuk melihat asteroid ini ada di kawasan pantai timur. Waktu yang paling tepat melihat asteroid ini adalah sekitar 18.28 waktu setempat, ketika asteroid berada pada jarak 201.700 mil dari Bumi.



Menurut anggota Laboratorium Propulsi Nasa Jet, Lance Benner, jarak YU55 merupakan jarak terdekat asteroid raksasa yang pernah ada. Tapi ia menekankan bahwa tidak akan ada gesekan yang bisa membahayakan Bumi.



"2005 YU55 tidak bisa menabrak Bumi, paling tidak itu dari hitungan gerakan yang kami modelkan," kata dia. Lewatnya asteroid tersebut akan menjadi kesempatan langka bagi astronomer untuk mempelajari asteroid secara detail.



Dua teleskop radio yang berada di Observatorium Goldstone California dan Observatorium Arecibo Puerto Rico akan melacak gelombang radio dari asteroid tersebut. Tujuannya untuk memahami lebih baik materi asteroid raksasa tersebut dan bagaimana bentuk aslinya.



Dengan mengetahui detail asteroid dan pola-pola perjalanannya, diharapkan bisa memprediksi ke arah mana mereka bergerak di masa depan. NASA menyarankan para astronomer amatir untuk menggunakan teleskop 15 sentimeter atau lebih besar untuk melihat asteroid ini.

Perakitan Komputer Pribadi / PC


Senin, 07 November 2011

Antarmuka Pemrograman Aplikasi Windows

Antarmuka Pemrograman Aplikasi Windows (berasal dari Bahasa InggrisWindows Application Programming Interface), yang sering disebut sebagai WinAPI atau Windows API adalah sekumpulan antarmuka pemrograman aplikasi yang dibuat oleh Microsoft dalam intisistem operasi Microsoft Windows buatannya. Semua program Windows, kecuali program konsol, harus berinteraksi dengan Windows API tanpa melihat dengan bahasa apa ia dibuat. Akses terhadap elemen sistem operasi yang lebih rendah, seperti halnya yang dibutuhkan olehdevice driver, tidak disediakan oleh Windows API, tapi disediakan oleh Windows Driver Foundation atau Native API dalam versi-versi baru Windows.
Agar para pengembang perangkat lunak dapat menggunakan versi-versi Windows baru, Microsoft sering merilis Software Development Kit(SDK), yang terdiri atas dokumentasi dan alat bantu untuk membangun aplikasi-aplikasi Windows dengan teknologi terbaru Microsoft Windows.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]
Versi-versi Windows API

Hampir pada setiap peluncuran versi baru Windows, Microsoft memperkenalkan API baru terhadap Windows API. Meskipun demikian, nama dari panggilan API tersebut tetap dipertahankan dan konsisten antara satu versi dengan versi yang lainnya, dan perubahan nama pun mungkin dilakukan jika memang terjadi di sana perubahan besar-besaran pada platform Windows itu sendiri. Microsoft pun kemudian akan mengubah nama keluarga Win32 API yang digunakan saat ini menjadi Windows API, dan membuatnya dapat digunakan oleh semua versi API sistem operasi Windows.

[sunting]
Win16 API

Windows 16 API atau Win16 API merupakan API yang digunakan pertama kali pada versi Windows 16-bit. Pada awalnya, Win16 API disebut dengan Windows API, tapi kemudian diubah menjadi Win16 dalam usaha Microsoft untuk membedakannya dengan versi Windows API yang lebih baru yang berjalan pada Windows 32-bit, Win32 API. Fungsi-fungsi Win16 API umumnya terdapat di dalam berkas-berkas inti sistem operasi: kernel.exe (atau krnl286.exe pada Windows for 286 atau krnl386.exe pada Windows yang berjalan pada Enhanced 386),user.exe, dan gdi.exe. Meskipun memiliki ekstensi EXE, sebenarnya mereka bukanlah berkas yang dapat dieksekusi (executable), melainkan mereka adalah DLL (Dynamic Linking Library).

[sunting]
Win32 API

Win32 API merupakan antarmuka pemrograman yang terdapat di dalam sistem operasi Windows 32-bit modern. Seperti halnya Win16 API, Win32 API juga sama mengimplementasikan fungsi-fungsi di dalam DLL sistem operasi. DLL inti yang dimiliki oleh Win32 API antara lainkernel32.dlluser32.dll, dan gdi32.dll. Win32 pertama kali muncul pada tahun 1993, saat Windows NT diluncurkan. Windows 95 juga menggunakan Win32 API, dan pada awalnya dikenal dengan sebutan Win32c, di mana huruf "c" di sana merujuk kepada "compatibility", tapi istilah ini akhirnya ditinggalkan oleh Microsoft demi konsistensi nama "Win32".
Dalam Windows NT 4.0 dan para penerusnya (termasuk di antaranya versi-versi terbaru Windows), panggilan-panggilan Win32 dieksekusi oleh dua modul, yakni csrss.exe (Client/Server Runtime SubSystem) di dalam modus pengguna dan Win32K.sys di dalam modus kernel.

[sunting]
Win32s API

Win32s API merupakan sebuah ekstensi untuk keluarga Windows 3.1x yang mengimplementasikan sekumpulan kecil dari Win32 API untuk sistem-sistem tersebut, yang merupakan sistem operasi 16-bit. Huruf "s" di sana merupakan singkatan dari "subset."

[sunting]
Win32 for 64-bit Windows

Win32 for 64-bit Windows, yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Win64, merupakan sebuah versi Windows API yang ditargetkan untuk digunakan oleh Windows versi 64-bit, yakni Windows XP Professional x64 Edition dan Windows Server 2003 x64 Edition (untuk prosesor-prosesor x86-64) dan Windows XP 64-bit Edition dan Windows Server 2003 for Itanium-series (untuk prosesor-prosesor IA-64). Dengan kemunculan Win64, Windows NT pun akhirnya masuk ke dalam pasar komputasi 64-bit, dan kompatibilitas aplikasi 32-bit pun masih terjaga. Akan tetapi, memang semua pointer memori dialamatkan dengan menggunakan alamat 64-bit, sehingga kode sumber program harus dicek ulang untuk melihat apakah ada masalah kompatibilitas dengan pointer aritmetika 64-bit dan jika perlu ditulis ulang. Tidak ada penambahan fungsi-fungsi baru yang spesifik ditambahkan ke dalam Windows versi 64-bit.

[sunting]
Implementasi dari pihak ketiga

Meskipun implementasi Windows API dilindungi hak cipta, di Amerika Serikat, setiap vendor pihak ketiga dapat melakukan emulasi terhadap Windows dengan menyediakan API yang identik tanpa harus melanggar kode etik hak cipta.
Contoh-contoh emulasi terhadap Windows API antara lain:
  • Proyek Wine, merupakan sebuah percobaan yang sedang terus dilakukan untuk menyediakan lapisan kompatibilitas Win32 API untuk platform-platform mirip UNIX, seperti BSD atau Linux.
  • ReactOS bahkan lebih jauh lagi dan menyediakan sebuah emulasi terhadap sistem operasi Windows secara keseluruhan, mengingat tim kerja ReactOS serta proyek Wine pun memang bekerja sama secara erat untuk mempromosikan penggunaan kode kembali (code reuse) dan juga kompatibilitas.
  • HX DOS-Extender, juga merupakan proyek lainnya yang melakukan emulasi terhadap Windows API, untuk mengizinkan program Windows sederhana dari command-line DOS.

[sunting]
Fungsionalitas yang ditawarkan

Fungsionalitas yang ditawarkan oleh Windows API dapat digolongkan ke dalam delapan kategori:
  • Base Services:
    Menyediakan akses terhadap beberapa sumber daya fundamental yang tersedia di dalam sebuah sistem yang menjalankan sistem operasi Microsoft Windows. Fungsi-fungsi ini terdapat dalam kernel.exekrnl286.exe, atau krnl386.exe (dalam Windows 16-bit) dan kernel32.dll serta advapi32.dll dalam Windows 32-bit. Subkomponen yang terdapat pada golongan ini antara lain:
  • Advanced Services
    Menyediakan akses terhadap fungsionalitas yang berada di luar kernel sistem operasi Windows. Fungsionalitas yang termasuk di dalam kategori ini adalah akses registry Windowsshutdown (turn-offrestarthibernate, atau standby) Windows, manajemen Windows service, hingga manajemen akun pengguna. Fungsi-fungsi ini terdapat di dalam advapi32.dll, dan hanya terdapat pada versi Windows 32-bit.
  • Graphics Device Interface (GDI)
    Menyediakan fungsionalitas untuk mengeluarkan tampilan grafik ke monitorprinter dan beberapa perangkat keluaran lainnya. Dalam Windows 16-bit, GDI ditangani oleh GDI.EXE, atau GDI32.DLL dalam Windows 32-bit.
  • User Interface
    Menyediakan fungsionalitas untuk membuat dan mengatur layar jendela dan sebagian besar kontrol dasar, seperti tombol (button), baris geser (scroll bar), hingga menerima input dari pengguna melalui keyboard atau mouse. Dalam Windows 16-bit, fungsionalitas user interface ditangani oleh USER.EXE, atau User32.DLL dalam Windows 32-bit. Saat Windows XP dirilis, kontrol-kontrol dasar Windows digabungkan ke dalam ComCtl32.DLL, bersama-sama dengan Common Control Library.
  • Common Dialog Box Library
    Menyediakan fungsionalitas untuk membuat kotak dialog untuk membuka dan menutup berkas, memilih warna, huruf (font) dan lain sebagainya. Antarmuka ini terdapat pada sebuah berkas dengan nama Commdlg.dll pada Windows 16-bit, atau Comdlg32.dll pada Windows 32-bit. Meskipun demikian, fungsionalitas ini dimasukkan dalam kategori User Interface.
  • Common Control Library
    Mengizinkan aplikasi agar dapat mengakses beberapa kontrol tingkat lanjut yang disediakan oleh sistem operasi, seperti halnya baris status (status bar), baris kemajuan (progress bar), baris peralatan (toolbar), dan juga tabulasi (tab). Pustaka untuk ini disediakan oleh sebuah DLL yang disebut dengan CommCtrl.DLL dalam sistem operasi Windows 16-bit, atau ComCtl32.DLL dalam Windows 32-bit. Ini juga dikelompokkan ke dalam kategori User Interface di dalam API.
  • Windows Shell
    Komponen Windows API yang mengizinkan aplikasi untuk mengakses fungsionalitas yang disediakan oleh shell sistem operasi, dan juga mengubah atau bahkan meningkatkannya. Komponen ini terdapat di dalam DLL Shell.DLL dalam Windows 16-bit, sementara dalam Windows 32-bit terdapat di dalam Shell32.DLLWindows 95 juga menawarkan sebuah DLL yang disebut sebagai ShlWApi.DLL. Ini juga dikelompokkan ke dalam kategori User Interface di dalam API.
  • Network Services
    Mengizinkan aplikasi agar dapat mengakses kemampuan jaringan di dalam sistem operasi. Komponen ini memiliki beberapa subkomponen, yakni:

[sunting]
Web API

Penjelajah Web, Microsoft Internet Explorer juga menawarkan banyak API yang juga digunakan oleh banyak aplikasi, dan kini dianggap sebagai bagian dari Windows API. Program Internet Explorer memang telah dimasukkan dan diintegrasikan ke dalam Windows semenjak versi Windows 98, dan menyediakan beberapa layanan terkait kepada aplikasi. Khususnya, Web API ini digunakan untuk menyediakan:
  • Sebuah kontrol penjelajah Web yang dapat dibenamkan ke dalam beberapa aplikasi, yang dikandung dalam shdocvw.dll danmshtml.dll.
  • Layanan pemantau Universal Resource Locator (URL), yang dikandung di dalam URLMon.dll, yang membuat membuat objek-objek COM dapat digunakan oleh aplikasi untuk melakukan resolusi terhadap URL. Aplikasi juga dapat menyediakan handler URL mereka masing-masing untuk kepentingan lainnya.
  • Sebuah pustaka untuk membantu penanganan input multi bahasa dan juga dukungan terhadap teks internasional, selain Bahasa Latin(mlang.dll).
  • DirectX Transform, sekumpulan komponen filter gambar.
  • Dukungan XML (yang dikandung oleh komponen MSXML).
  • Akses terhadap Windows Address Book.

[sunting]

Selain sistem dan Web, Microsoft juga membuat API yang digunakan untuk memfasilitasi fitur multimedia, yang disebut dengan DirectX. DirectX pertama kali diintegrasikan di dalam Windows semenjak Windows 95 OSR2. DirectX menyediakan beberapa layanan untuk permainan dan multimedia, termasuk di antaranya adalah:
  • Direct3D, sebagai alternatif terhadap OpenGL untuk mengakses perangkat keras akselerasi grafik 3 dimensi.
  • DirectDraw, untuk mengakses perangkat keras akselerasi grafik 2 dimensi. Saat DirectX 9 dirilis, komponen ini mulai ditinggalkan, karena keberadaan Direct3D, yang menyediakan jauh lebih banyak fungsionalitas grafik dan juga performa yang lebih tinggi (selain tentunya rendering grafik dua dimensi juga merupakan bagian dari rendering grafik tiga dimensi).
  • DirectSound, untuk mengakses kartu suara yang memiliki akselerasi perangkat keras.
  • DirectInput, untuk melakukan komunikasi dengan perangkat input, seperti halnya gamepad dan joystick.
  • DirectPlay, sebagai infrastruktur permainan multiplayer. Saat DirectX 9 dirilis, komponen ini juga ditinggalkan dan Microsoft pun sudah tidak lagi merekomendasikannya untuk digunakan saat pengembangan game.
  • DirectShow, yang membangun dan menjalankan multimedia generik. Kira-kira sebanding dan setara dengan GStreamer framework dan sering digunakan untuk melakukan rendering video di dalam game dan juga membuat beberapa multimedia player (Windows Media Playerdibangun berdasarkan teknologi DirectShow). DirectShow juga tidak disarankan untuk mengembangkan game.
  • DirectMusic, untuk mengakses perangkat Musical Instrumentation Device Interface (MIDI).

[sunting]
Interaksi antar Program

Windows API sebagian besar menumpukan dirinya untuk memfasilitasi interaksi antara sistem operasi dengan aplikasi. Untuk memfasilitas komunikasi sesama aplikasi-aplikasi Windows, Microsoft telah mengembangkan sekumpulan teknologi di dalam Windows API yang utama. Hal ini dimulai dari Dynamic Data Exchange (DDE), yang kemudian digantikan Object Linking and Embedding (OLE), dan kemudian kembali digantikan oleh Component Object Model (COM).



Robotika Indonesia


Kata “robot” diambil dari bahasa Ceko (Chech), yang memiliki arti “pekerja” (worker). Robot merupakan suatu perangkat mekanik yang mampu menjalankan tugas-tugas fisik, baik di bawah kendali dan pengawasan manusia, ataupun yang dijalankan dengan serangkaian program yang telah didefinisikan terlebih dahulu atau kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Jika sebelumnya robot hanya dioperasikan di laboratorium ataupun dimanfaatkan untuk kepentingan industri, di negara-negara maju perkembangan robot mengalami peningkatan yang tajam, saat ini robot telah digunakan sebagai alat untuk membantu pekerjaan manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi elektronik, peran robot menjadi semakin penting tidak saja dibidang sains, tapi juga di berbagai bidang lainnya, seperti di bidang kedokteran, pertanian, bahkan militer. Secara sadar atau tidak, saat ini robot telah “masuk” dalam kehidupan manusia sehari-hari dalam berbagai bentuk dan jenis. Ada jenis robot sederhana yang dirancang untuk melakukan kegiatan yang sederhana, mudah dan berulang-ulang, ataupun robot yang diciptakan khusus untuk melakukan sesuatu yang rumit, sehingga dapat berperilaku sangat kompleks dan secara otomatis dapat mengontrol dirinya sendiri sampai batas tertentu.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Evolusi Robot Indonesia

Sejauh ini, belum ada data yang dapat memberikan kepastian mengenai kapan robot, sebagai teknologi, mulai dikembangkan di Indonesia. Namun mulai tahun 80-an, kebijakan nasional dalam pengembangan riset teknologi telah memberikan dukungan pada litbang permesinan otomatis dalam rangka mencermati dan menunjang Sumber Daya Manusia Indonesia yang memiliki minat dan kemampuan untuk menguasai teknologi robot. Salah satu wujud konkretnya adalah dikembangkannya sejumlah laboratorium, seperti MEPPO (Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomatis) yang diprakarsai oleh BPPT bekerjasama dengan ITB, Industri strategis, serta LET (Laboratorium Elektronika Terapan) di LIPI.
Sejak dikembangkannya sejumlah laboratorium tersebut, beraneka macam permesinan otomatis / robot telah berhasil dikembangkan, diproduksi, serta dikomersilkan oleh berbagai industri, baik industri strategis maupun industri lainnya di Indonesia. Bahkan dalam pengembangan robot terbaru saat ini, telah dikembangkan jenis robot yang memiliki kemampuan untuk mengontrol seluruh sistem operasi suatu pabrik.
Sejak tahun 80an, pendayagunaan dan pemanfaatan permesinan otomatis telah dilakukan terutama melalui sejumlah industri strategis, di antaranya: PT PINDAD (sistem, peralatan, dll.), PT LEN Industri (IT, perangkat lunak, komputasi), PT Bharata dan PTBBI (pengecoran presisi untuk membuat bagian-bagian mesin), dll. Di samping itu, PT DI dan PT PAL, yang merupakan pengguna mesin otomatis, telah menguasai pengetahuan mengenai operasionalisasi robot untuk teknologi pesawat terbang dan teknologi perkapalan.
Kontes Robot Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Depdiknas tahun 1990. Sebelas tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 2001, salah satu perwakilan dari Indonesia, yaitu tim B-Cak dari PENS-ITS telah berhasil mencapai prestasi yang spektakuler, yakni dengan keluar sebagai Juara Pertama pada Asia Pasific Broadcasting (ABU) Robocon yang diselenggarakan di Tokyo.
Pada tahun 2001 juga, Kementerian Ristek bersama dengan Depdiknas telah mempromosikan juara Kontes Robot Indonesia dalam pameran Ristek tahunan yaitu RITECH EXPO (Research, Inovation, Technology Expo) yang diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta. Dalam pameran tersebut terlihat respon positif dan antusiasme dari masyarakat.
Menjelang Kontes Robot Indonesia 2004, Kementerian Ristek bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional - Fakultas Teknik Universitas Indonesia telah menyelenggarakan semiloka (seminar dan lokakarya) dengan tema "Peluang dan Tantangan Teknologi Robot di Indonesia". Semiloka ini diselenggarakan dengan tujuan mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengembangan teknologi robot, agar para stakeholders tersebut dapat saling berbagi informasi terbaru dan berbagi pemahaman mengenai isu-isu teknologi robot yang sedang berkembang saat itu. Sasaran yang ingin di capai dengan semiloka ini adalah terdifusinya teknologi robot ke kalangan masyarakat yang lebih luas. Yang menjadi sasaran dalam semiloka tersebut adalah difusi teknologi robot pada kalangan masyarakat yang lebih luas. Dengan diselenggarakannya seminar ini, diharapkan kalangan mahasiswa dapat memperoleh informasi mengenai kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah serta kebutuhan industri dalam pemanfaatan dan pendayagunaan robot. Di sisi lain, pihak industri bisa mendapatkan informasi dan gambaran mengenai pemanfaatan dan pendayagunaan robot untuk keperluan dan kepentingan industry, serta prospek dan kemampuan yang para mahasiswa dalam mengembangkan teknologi robot

[sunting]Ketika Mobil Robot LIPI (MOROLIPI) Beraksi

Salah satu langkah untuk mencegah terjadinya ledakan bom adalah menjinakkan bom tersebut sebelum meledak. Namun menjinakkan bommerupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi, karena bom tersebut dapat meledak kapan saja. Untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa dalam upaya menjinakkan bom, diperlukan sebuah security robot yang dapat menggantikan tugas manusia.
Selama ini upaya ”penjinakan” bom di Indonesia lebih banyak mengandalkan keahlian manusia, meski dalam beberapa kasus, ancaman bomdapat dipatahkan dengan menggunakan detector maupun alat penjinak bom.
Selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir ini beberapa lembaga riset nasional mulai mengembangkan sistem detektor dan robot penjinak bom. Di antaranya Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), yang telah mengembangkan sistem analisis bahan eksplosif, bahkan narkoba dengan cara mengaktifkan neutron cepat menggunakan generator neutron.
Generator neutron telah dikembangkan di Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Batan sejak tahun 1998. Pendeteksian bahan eksplosif dilakukan dengan cara memancarkan berkas neutron yang telah diaktivasi ke obyek, misalnya, kontainer yang berisi bahan eksplosif.
Dari spektrum sinar gamma yang timbul, dapat diketahui isi kontainer tersebut. Karena bahan peledak terdiri dari unsur H, C, N, dan O dalam komposisi tertentu, maka melalui spektrum sinar unsur-unsur tersebut dapat terbaca.
Penanganan bom dan/atau bahan peledak juga dapat dilakukan dengan menggunakan robot. Sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Endra Pitowarno dari Politeknik Elektronika Negeri, Surabaya Institut Teknologi 10 Nopember, yang telah menghasilkan tiga generasi robot penjinak bom sejak 2003.
Belakangan, dikembangkan robot untuk menekan risiko tersebut. Sebenarnya penggunaan robot semacam itu oleh pasukan penjinak bahan peledak atau Tim Gegana Polri sudah dilakukan sejak lama. Sayangnya, robot-robot yang digunakan masih produk impor, antara lain berasal dari Israel dan Inggris.
Pemanfaatan security robot semacam itu yang paling menghebohkan akhir-akhir ini tentu saja terjadi ketika penggerebekan teroris di Dusun Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Robot penjinak bom tersebut berjalan perlahan melintasi halaman dan menyelinap ke dalam rumah target. Robot ini mampu mengambil gambar, video bahkan memindahkan benda. Dengan pergerakannya membopong kamera, robot ini memuluskan langkah polisi dalam membekuk orang yang bersembunyi dalam rumah di tengah ladang jagung yang berhawa dingin tersebut, yang diduga sebagai mastermind dari serangkaian tindakan terror yang terjadi di Indonesia selama satu dekade terakhir (termasuk terror bomyang terjadi di Hotel The Ritz-Carlton dan JW Marriott, kawasan Mega kuningan, Jakarta 17 Juli lalu).
Robot yang digunakan ketika itu didatangkan khusus dari Israel dengan harga yang cukup tinggi, harga per unitnya bisa mencapai 1 Milyar Rupiah. Namun demikian, sebenarnya Estiko Rijanto, seorang peneliti mekatronika dan sistem kontrol di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), telah berhasil menemukan dan merakit robot penjinak bom, yang diperkenalkannya pada tahun 2006. Robot pengintai tersebut diberi nama Morolipi v1.0, mobil robot penjinak bom yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Prototipe Morolipi yang telah dipatenkan itu desain awalnya dirancang pada tahun 2004 yang kemudian dilanjutkan hingga tahun 2008. Namun demikian, menurut Menteri Riset dan Teknologi saat itu, Kusmayanto Kadiman, robot tersebut mungkin belum bisa digunakan karena masih tahap pengembangan.
Morolipi adalah unit mobil robot berlengan penjepit yang memiliki kemampuan memotong putus kabel yang juga robotik. Dalam uji coba menjinakkan bahan peledak, Morolipi terbukti dapat bekerja efektif, yaitu memotong rangkaian kabel berukuran diameter 2 mm yang dapat memicu ledakan sehingga bahan peledak nonaktif.

[sunting]Spesifikasi Morolipi v1.0

  • Panjang 1 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 90 cm.
  • Berat 80–100 kg.
  • Morolipi memiliki kemampuan berjalan di permukaan yang datar ataupun menaiki tangga dengan kecepatan 3 meter per detik tanpa menggunakan energi karena menggunakan kopling elektrik.
  • . Dengan sarana yang terpasang itu, operator dapat mengendalikan Morolipi dari jarak maksimal 6 kilometer dengan menggunakan tongkat pengendali (joystick).
  • Memiliki dua ruas lengan dengan panjang 70 cm dan dapat bergerak bebas ke lima arah, berputar 360 derajat, juga menekuk.
  • Terdapat gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel di bagian ujung lengannya.
  • Morolipi dilengkapi dengan artikulator, kamera, dan sensor inframerah yang dapat mengirimkan citra hasil penginderaannya secara telemetri sehingga gambarnya dapat ditampilkan pada layar komputer yang dioperasikan oleh operator.
  • Dengan sarana yang terpasang itu, operator dapat mengendalikan Morolipi dari jarak maksimal 6 km dengan menggunakan tongkat pengendali atau joystick.
  • Memiliki rangkaian elektronik penggerak mulai kontak dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian.
  • Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan Morolipi berupa aki listrik.
  • Memiliki 4 roda vespa delapan inci, plus sabuk roda untuk membantu menaiki tangga tanpa terpeleset.
  • Kontrol robot menggunakan software dari Visual Basic 6.0.
  • Desain pembutan software menggunakan VB.6.0.
  • Pembuatan source code kontrol menggunakan VB.6.0.
  • Selain Program dengan Visual Basic, Morolipi juga dilengkapi dengan program mikrokontroller yang menggunakan IC AT89X51 atau keluarga dari MCS51. Di sini digunakan dua bahasa pemrograman, yaitu bahasa C digunakan untuk kontrol mikro utama dimana sinyal yang dilempar dari komputer melalui komunikasi serial akan diolah ulang oleh mikro pada robot untuk menjalankan perintah komputer tersebut.
  • Program yang telah dibuat lewat komputer di download kedalam Chip (IC AT89X51) dengan menggunakan Downloader DT-HiQProgrammer namun sebelumnya setiap program yang dibuat tersebut baik menggunakan bahasa Assembly ataupun bahasa pemrograman C keduanya harus dikompile agar menghasilkan bilangan HEX.
  • Rangkaian elektronik yang dihubungkan dengan komunikasi serial untuk mengirim perintah dari komputer dengan menggunakan kabel komunikasi serial. Pesan perintah ditulis dengan menggunakan kode-kode tertentu yang telah didefinisikan terlebih dahulu atau dikenal juga dengan istilah artificial intelligence (kecerdasan buatan), misalnya dengan mengetikkan kode EPZ 384, kemudian software robotakan menerjemahkan perintah tersebut secara otomatis.
  • Rangkaian elektronik menggunkan wireless yang dihubungkan dengan komputer agar dapat melempar sinyal ke robot.
  • Rangkaian elektronik dengan wireless yang dihubungkan dengan robot untuk menerima sinyal dari komputer
  • Prototype robot penjinak bom yang dikontrol secara manual. Sedang dikembangkan kontrol jarak jauh agar keamanan operator dapat terjaga, karena melihat dengan kontrol manual jarak yang bisa dijangkau tidaklah terlalu jauh sehingga dapat membahayakan operator. Jarak aman bagi operator untuk melihat ketika melakukan kontrol manual adalah sekitar 500 M.
  • Robot penjinak bom yang menggunakan kontrol manual.
  • Desain dengan dimensi yang lebih besar yang rencananya akan dikontrol dengan menggunakan software kontrol jarak jauh yang dilengkapi dengan kamera (CAM).
  • Robot penjinak bom dimensi besar yang sementara masih dalam pembuatan.
Dalam uji coba menjinakkan bahan peledak, Morolipi terbukti dapat bekerja efektif, yaitu memotong rangkaian kabel berukuran diameter 2 mm yang dapat memicu ledakan sehingga bahan peledak nonaktif.

[sunting]Morolipi V.2.

Setelah Morolipi v1.0, kini LIPI juga sedang mengembangkan versi kedua dari Morolipi, yaitu Morolipi V.2., yang akan dimunculkan pada acara HUT LIPI ke-23. Untuk versi kedua, menurut LIPI akan ditingkatkan kemampuannya untuk membawa senjata api untuk menembak sasaran, sistem pendeteksi bahan peledak, membantu pasukan anti huru-hara untuk mengatasi kerusuhan, dan bahkan melengkapi robot dengan kemampuan membersihkan tangki bahan bakar minyak di pelabuhan. Pada Morolipi versi ini robot kemampuan robot meningkat, yakni membawa senjata api. Robot generasi baru ini dapat dikendalikan untuk mendekati dan menembak sasaran. Selain itu, akan dilakukan pula pengembangan ke arah non-militer, yaitu robot akan dilengkapi dengan alat pembersih tangki bahan bakar minyak di pelabuhan.”Morolipigenerasi kedua ini akan mengalami penyempurnaan dalam sistem penggerak rodanya sehingga memungkinkan berjalan lebih mulus dan cepat,” urai Estiko.
Pada tahap berikutnya, Morolipi akan dilengkapi dengan sistem detector bahan peledak. Hal ini dilakukan dengan cara merancang sistem mekatronika dan sensor. Dengan serangkaian pengembangan ini, Morolipi diharapkan dapat menjadi garda depan di kancah pertempuran, robot pengintai. Untuk menjaga ketertiban Morolipi juga dapat membantu pasukan antihuru-hara dalam mengatasi kerusuhan.
Namun, untuk mencapai tahap itu diperlukan waktu beberapa tahun lagi karena prototype Morolipi perlu difabrikasi oleh industri dan digunakan oleh berbagai pihak, antara lain Polri dan TNI serta industri manufaktur dan migas, tutur Estiko.
Pengembangan robot penjinak bom atau mobil robot, dapat mengurangi ketergantungan pada pihak luar negeri. Menurut Estiko, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Mekatronik di kantornya yang berbasis di Bandung, Jawa Barat, jika hasilnya sesuai dengan yang diharapkannya nantinya, harga Moropoli hanya separuh dari produk sejenis buatan luar negeri yang hampir mencapai angka 1 Miliar Rupiah per unit. Morolipi diproyeksikan lebih unggul karena fleksibel untuk dilakukan revisi, lanjut Estiko .
Perkembangan teknologi robot memang memiliki peran yang sangat penting di bidang militer. Tidak hanya di darat, seperti yang kita lihat dalam peristiwa di Temanggung, pemanfaatan teknologi robot juga terjadi pada pesawat-pesawat nirawak yang berperan sebagai mata-mata, bahkan agen serbu yang siap mengorbankan dirinya menggantikan nyawa personel.